Psikosa (Sakit Jiwa)
Pengertian Psikosa
Dengan meninjau sistem kepribadian (dinamika jiwa):
- Menurut Freud, bahwa kepribadian terdiri atas tiga sistem/lapis id, ego, super-ego. Susunan teratur, kerjasamanya harmonis. Pada psikosa: susunan tidak teratur, bahkan antara ego dan super-ego jadi jenuh, sehingga orang tak dapat menghayati realita.
- Pada penciptaan manusia, di mana disebutkan diciptakan berjiwa tauhid dan berkepribadian iman dan takwa. Pada manusia dewasa (umur 20/25 tahun 35/40 tahun), iman dan takwa (kepribadian) harus sudah mantap/masak. Kalau belum maka diulang, kalau pengulangan dimulai dari bawah 7 tahun, orang itu disebut menderita sakit jiwa.
Pada penderita psikosa (sakit jiwa) pada umumnya dan pada penderita skizofrenia khususnya, terjadi tak kekompakkan dalam aspek-aspek:
- Kontak psikis (hubungan antara penderita dengan orang lain). Misalnya: Autisme, isolasi diri dan lain-lain.
- Perhatian dan inisiatif. Misalnya: ide paranoid.
- Daya menghayati realitas. Misalnya: waham, halusinasi dan lain-lain.
- Proses berpikir. Misalnya: logorea, inkoherensi dan lain-lain.
- Keadaan afek dan kehidupan emosi. Misalnya: afek datar, ketidak sesuaian afek dan lain-lain.
- Dorongan dan perbuatan instinctual. Misalnya: hipoaktivitas, hiperaktivitas dan lain-lain.
Di mana kekompakkan aspek-aspek tersebut merupakan syarat mutlak bagi individu dalam kehidupan/pergaulan dalam masyarakat:
- Sebagai manusia berke-Tuhanan
- Sebagai manusia individual
- Sebagai manusia sosial
- Sebagai manusia lingkungan
Karenanya penderita sakit jiwa (psikosa) mengalami gangguan/kemunduran dalam sosialisasinya, kepandaiannya dan lain-lain, maka timbullah/terbentuklah gejala-gejala gangguan jiwa, (Prayitno, 2004).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar